ke-CACAT-an

well, sekarang gue bisa mengakui kehebatan "acting" seorang cowok. entah itu dalam kategori laki-laki, cowok, pria, atau apalaah. yang jelas, jenis kelamin: male.
jadi, dengan sengaja dan tidak sengaja, gue bisa menyimpulkan sesuatu tentang mereka.


YAITU :


mereka maah, jago BOHONG! jago ACTING! sok kuat, sok tegar, tapi ternyata, dalamnya RAPUH! gak jauh beda dengan cewek.
mungkin, untuk para kaum hawa, yang memang pada dasarnya memiliki sifat perasa yang jauh lebih sensitif dibandingkan para cowok, kalau sudah ngerasain yang namanya -sakit hati- pasti, keliatan banget rapuhnya. mm, payah yaah? eits, tapi gue ngga' dong :D *prokkprok


hmm *tarik nafas
sekarang gue lagi amburadul. gak tau harus ngapain. nah, yang jadi permasalahan utama adalaaaah, MASA DEPAN gue!
oh my god! my right future, don't go away from me, yaah. please :( keep hold on me.
tapi, tapi, tapi?
yah, semakin ke sini kok, jadinya semakin ribet gini?
semakin gue buang pikiran negatif gue, semakin banyak fakta-fakta yang gak bisa di sangkal lagi, kalau gue akan mengalami masa trauma.
trauma?
sangat menakutkan.
satu kata, tapi bisa membuat masa depan kita sedikit terganggu.
apalagi, trauma dengan makhluk lawan jenis.
why oh why?
kok jadinya begini? gue juga gak tahu kenapa.
yang salah siapa, kok yang kenna' gue?
ada ada ajaaa
gak fair banget!


cowok yang paling dekat dari kehidupan gue, walaupun terasa jauh.
cowok yang pada gambaran umumnya, hidup seatap dengan gue selama 17 tahun.
17 tahun? lamaaaa benner! tapi kok, thats all like NOTHING!
i dont know why. 
gue tahu ada yang salah.
setelah ketahuan titik salahnya, pelakunya malah gak mau ngaku.
emang benner yaa, "mana ada maling mau ngaku?"
siipp, itu yang terjadi di rumah gue.


keluarga gue, CACAT!
keluarga gue, like a TRASH!
walaaaupunnnn, semua orang tahunya, keluarga gue dalam keadaan damai-aman-tentram-sejahtera-sepanjang hayat. *cuih


papa gue?
waduuuh, kalau ada casting sinetron, beliau pasti lulus.
ada lomba debat, pasti beliau menang.
seandainya beliau jadi pengacara sekarang, pasti semua clien-nya gak bakal kena hukuman. padahal jelas-jelas clien tersebut, salah!


tapi, pekerjaan papa gue gak seperti yang gue sebutin di atas.
yaa, miskinnya sih, dia pns. 
tapi tajirnya, yaaa banyak laah. bahkan sudah punya kantor sendiri, yang megah, dan berpegawai lebih dari 20 makhluk.
belum termasuk, orang-orang yang kurang beruntung, tetapi menjadi beruntung seketika, pas ketemu dengan papa. *hal yang selalu dia bangga-banggakan dan menjadi pembanding dengan keluarga sendiri!


helloo!
lu kenapa sih?
yang menjauh dari kami, yaa anda!
kami bertiga, hidup dari uang anda. yah, itu benar!
tapi ingat, hanya UANG. no more!
tanpa ada rasa kasih sayang, rasa perlindungan, dan rasa nano-nano yang lain.


gue gak tahu yaah, mau berkomentar bagaimana lagi soal cowok.
terkadang, logika mereka memang patut di acungi jempol. tapi? apaa?
logika itu bisa salah! gak nyadar?
makanya, lu mikir, jangan keterusan pake' logika! pake perasaan, dong!


di saat keadaan sudah rumit.
masalah kecil, bisa menjadi big disaster dalam hidup lu.
kehidupan lu, yang sudah di ujung tanduk.
kepercayaan dari berbagai pihak, gak lama lagi luntur.
dan baru di saat seperti ini, anda kembali?
sorry, kami sebagai anak, gak bisa nerima itu.
apalagi istri? enaaak aja!


walaupun yaah, gue selama 17 tahun hidup di bawah tekanan orang pintar tapi goblok kayak lu, gue masih punya rasa penghargaan yang tinggi ke elu!
gak kalah kok, dengan semua anak jalanan, tukang becak, anak yatim, dan ntah siapa lagi yang sudah lu bantu dan lu banding bandingin dengan anak lu sendiri!
makan hati, taaau!
kalau mau, jugaaa, gue maah udah kabur dari dulu.
kalau gue mau, gue gak usah nurutin kemauan lu dari dulu.
buat apa gue susah susah berusaha, kerja semaksimal mungkin, dan tidak sesuai keinginan gue?


sorry, gue cuma butuh duit lo, sekarang!
terdengar kurang ajar, memang.
tapi, keadaan sudah seperti ini sekarang.
pintu gerbang itu sudah tertutup.
dan jangan pernah, menyalahkan keadaan.
kasian, keadaan. selalu saja di kambing hitamkan, jika sudah tidak menemukan titik kesalahan itu sendiri.


dan sekarang, gue nulis post ini, gak atas dasar apapun.
gue hanya ngerasain, gimana sedikit sakitnya hidup seatap dengan lu selama 17 tahun, walaupun hanya sebagai gambaran umum semata.
gak peduli, gue nantinya gimana gimana.
kalau mau jugaa, gue nikah aja langsung! gak repot kan?
ahh, lu maah ada ada ajaaaa!
hanya kemauan lu yang mau di turutin, terlalu otoriter.
jangan nyalahin gue, kalaaauuu nantinya gue jadi agak sedikit nakal.
walaupun gak ada niat untuk nakal, tapi pengalaman akan mengajarkan hal-hal buruk seperti demikian.

SEKIAN *dengan emosi tingkat tinggi :@